PENERAPAN RELAKSASI NAPAS DALAM UNTUK MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RUANG BEDAH RSUD JEND. AHMAD YANI METRO

Ahmad Muhajir1* Anik Inayati2 Nury Luthfiyatil Fitri3
(1) Akademi Keperawatan Dharma Wacana
(2) Akademi Keperawatan Dharma Wacana
(3) Akademi Keperawatan Dharma Wacana
(*) Corresponding Author

Abstract

Fraktur merupakan cedera traumatik dengan persentase kejadian yang tinggi. Masalah utama yang dirasakan pasien yang mengalam fraktur adalah gangguan rasa nyaman nyeri. Jika kondisi klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi atau terjadi pada kasus fraktur; intensitas dan keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-masing klien. Nyeri biasanya terus-menerus, meningkat jika fraktur tidak diimobilisasi, hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur yang bertindihan, atau cedera pada struktur sekitarnya. Terapi pendamping yang dapat digunakan dalam manajemen nyeri diantaranya adalah relaksasi napas dalam. Tujuan penerapan ini adalah untuk menurunkan intensitas nyeri pasien post operasi fraktur di Ruang Bedah RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus. Subjek yang digunakan dua orang pasien post operasi fraktur di Ruang Bedah RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. Analisa data dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan bahwa intensitas nyeri subyek I (Tn. T) sebelum penerapan berada pada rentang nyeri sedang (skor nyeri 6) dan intensitas nyeri subyek II (Ny. T) sebelum penerapan juga berada pada rentang nyeri sedang (skor nyeri 6). Intensitas nyeri subyek I (Tn. T) setelah penerapan berada pada renteng nyeri ringan (skor nyeri 1), demikian juga subyek II (Ny. T) setelah penerapan mengalami penurunan yaitu berada pada rentang nyeri ringan dengan skor nyeri 2. Disarankan bagi pasien post operasi yang mengalami gangguan rasa nyaman nyeri hendaknya dapat menggunakan relaksasi napas dalam sebagai terapi pendamping untuk menurunkan intensitas nyeri karena relaksasi ini selain mudah dilakukan juga tidak menimbulkan efek samping.

Full Text:

PDF

References


Aini, L., & Reskita, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur. Jurnal Kesehatan, 9(2), 262–266.

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan (Edisi 8, Vol. 1; A. Suslia & P. P. Lestari, ed.; R. A. Nampira, Yudhistira, & S. citra Eka, penerj.). Singapura: Elsevier Inc.

Budiman, & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes RI. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.

LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 5, Vol. 1; A. Linda & R. P. Wulandari, ed.; B. Bariid & N. B. Subekti, penerj.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Nurdin, S., Kiling, M., & Rottie, J. (2013). Pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas nyeri pasien post operasi fraktur di ruang irnina a blu RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Ejurnal Keperawatan, 1(1), 1–6.

Setyoadi, & Kushariyadi. (2016). Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik (A. Suslia, ed.). Jakarta: Salemba Medika.

WHO. (2018). Violence, injuries and disability. Diambil dari Violence, injuries and disability

Zakiyah, A. (2015). Nyeri: Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktek Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Cendikia Muda

Diterbitkan oleh :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Akademi Keperawatan Dharma Wacana
Jl. Kenanga No.03 Mulyojati 16C Metro Barat Kota Metro Lampung
Telp. 0725-46685
Faks. 0725-46685
Email: jurnalcendikiamuda@akperdarmawacana.ac.id